Selamat Datang di Blog Anak TP :)

Selasa, 15 Mei 2012

Pembelajaran Terpadu





A.     PROSEDUR DAN MEKANISME PERANCANGAN PEMBELAJARAN TERPADU

              Beberapa langkah yang dapat diikuti oleh guru dalam merancang pembelajaran terpadu yaitu sebagai berikut :
1.      Penjajakan
Pada langkah ini dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a.       Menetapkan tingkatan kelas
b.      Menetapkan aspek perkembangan ( sesuai tingkatan kelas yang dipilih )
c.       Menetapkan kompetensi dasar dan indicator yang potensial dan ada keterkaitan konsep
d.      Memasukkan kompetensi dasar ke dalam :
1)     Tema
2)     Indicator dan tujuan pembelajaran
3)     Cakupan konsep kunci
4)     Cakupan hasil belajar ( pengetahuan. Keterampilan, sikap, dan nilai )
5)     Taksiran waktu
2.      Penstrukturan
a.       Tahap penstrukturan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : menyusun kerangka struktur penyatukaitan konsep kunci dan cakupan aspek hasil belajar yang dapat dimodelkan seperti jala-jala.
b.      Mengidentifikasi :
1)     Konsep-konsep kunci/aspek perkembangan anak
2)     Aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai
3)     Bentuk kegiatan peserta didik
4)     Lokasi pembelajaran ( ruang dan suasana )
5)     Produk yang diharapkan sebagai hasil belajar ( fisik, prilaku, atau bentuk lainnya )
c.       Menelaah kerangka struktur dan hasil identifikasi untuk mendapatkan :
1)     Konteks dan judul konteks ( tema, isis, masalah )
2)     Cakupan tujuan, kegiatan, materi, dan proses secara utuh dalam kurun waktu yang telah ditaksir


3.      Perancangan model pembelajaran terpadu
Pada tahap ketiga ini dilakukan kegiatan sebagai berikut :
a.       Perancangan scenario.
b.      Pengemasan scenario dalam suatu model yang dipilih.
4.      Uji coba model/penggunaan model dalam pembelajaran
Dalam tahap ini dilakukan pengujian model dan perbaikan. Sebagai  contoh dapat dilihat pada Gambar 1.1 tentang alur penyusunan perencanaan pembelajaran terpadu.







B.     Alasan Pembelajaran Terpadu

Beberapa alasanpembelajaran terpadu cocok digunakan di tingkat SD kelas rendah sebagai berikut :
1.      Pendidikan SD harus memperhatikan perkembangan intelektual anak. Sesuai dengan taraf perkembangannya, anak SD melihat dunia sekitarnya secara menyeluruh, mereka belum dapat memisah-misahkan bahan kajian yang satu dengan yang lain.
2.      Di samping memperhatikan perkembangan intelektual anak, guru juga harus mengurangi dampak dari fenomena ini di antaranya anak tidak mampu melihat dan memecahkan masalah dari berbagai sisi, karena ia terbiasa berfikir secara fragmentasi, anak dikhawatirkan tidak memiliki cakrawala pandang yang luas dan integrative. Cakrawala pandang yang luas diperlukan dalam memecahkan permasalahan yang akan mereka hadapi nanti di masyarakat. Jadi merupakan bekal hidup yang sehat dalam memandang manusia secara utuh.
Sedangakan alasan-alasan pembelajaran terpadu dapat digunakan di tingkat SMP atau SMA,di antaranya adalah sebagai berikut :
1.      Perrmasalahan-permasalahan yang ada atau dihadapi dalam kehidupan sehari-hari sangat kompleks, untuk memecahkannya tidak bias hanya diselesaikan dengan merujuk pada satu keilmuan, tetapi multi disiplin ilmu.
2.      Konsep-konsep dalam mata pelajaran banyak yang saling terkait satu sama lain.
3.      Pembelajaran terpadu menjadi saran untuk melatih peserta didik melihat masalah dan memecahkannya dari berbagai sudut pandang keilmuan, melalui bagaimana cara untuk membangun pengetahuan melalui cara kerja ilmiah, bekerja sama dalam kelompok, belajar berinteraksi dan berko,unikasi serta bersikap ilmiah.
4.      Pembelajaran terpadu dapat menigkatkan efesiensi dan efektivitas pembelajaran jika dirancang efektif.
5.      Dengan KTSP, pembelajaran terpadu memberikan peluang bagi guru dan peserta didik untuk mengembangkan pembelajaran yang utuh, menyeluruh, dan bermakna sesuai dengan harapan, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik.


C.      Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu

1.      Kelebihan pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadu memiliki kelebihan dibandingkan dengan pendekatan konvensional, yaitu sebagai berikut :
a.       Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak.
b.      Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik.
c.       Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama.
d.      Pembelajaran terpadu menumbuhkembangkan keterampilan berfikir dan sosial peserta didik.
e.       Pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis dengan permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupan/lingkungan riil peserta didik.
f.        Jika pembelajaran terpadu dirancang bersama, dapat menigkatkan kerja sama antar guru bidang kajian terkait, guru denga peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta didik/guru dengan nara sumber, sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar dalam situasi nyata dan dalam konteks yang lebih bermakna.
2.      Kekurangan pembelajaran terpadu
Di samping kelebihan di atas, pembelajaran terpadu memiliki kekurangan atau keterbatasan, teruma dalam pelaksanaannya, yaitu pada perancangan dan pelaksanaan evaluasi yang lebih banyak menuntut guru melakukan evaluasi proses, dan tidak hanya evaluasi proses dampak pembelajaran langsunga aja. Puskur,  Balitbang Diknas (tt:9) mengidentiifikasi beberapa kekurangan atau keterbatasan pembelajaran terpadu ( jika digunakan di SMP atau SMA ) antara lain ditinjau dari beberapa aspek, yaitu sebagai berikut :
a.       Aspek Guru
Guru harus berwawasan luas, memiliki kreatifitas tinggi, keterampilan metodologi yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan denggan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran terpadu akan sulit terwujud.


b.      Aspek peserta didik
Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relative “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini terjadi karena model pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan analitik ( mengurai ), kemampuan asosiatif ( menghubung-hubungkan ), kemampuan eksploratif dan elaborative ( menemukan dan menggali ). Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka penerapan model pembelajaran terpadu ini sangat sulit dilaksanakan.
c.        Aspek sarana dan sumber belajar
Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan terhambat.
d.      Aspek kurikulum
Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik ( bukan pada pencapaian target pencapaian materi ). Guru perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik.
e.       Aspek penilaian
Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh             ( komprehensif ), yaitu menetapkan keberhaslan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang konprehensif, juga dituntut berkoordinasi dengan guru lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.
f.        Aspek suasana pembelajaran
Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dan “tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat mengajarkan sebuah tema, maka guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahakan, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar