ANDRAGOGI
A. Pengertian
Andragogi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yakni Andra berarti orang dewasa dan agogos berarti memimpin. Perdefinisi andragogi kemudian dirumuskan sebagau "Suatu seni dan ilmu untuk membantu orang dewasa belajar".
Andragogi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yakni Andra berarti orang dewasa dan agogos berarti memimpin. Perdefinisi andragogi kemudian dirumuskan sebagau "Suatu seni dan ilmu untuk membantu orang dewasa belajar".
B. Andragogi dan Pedagogi
Malcolm Knowles menyatakan bahwa apa yang kita ketahui tentang belajar selama ini adalah merupakan kesimpulan dari berbagai kajian terhadap perilaku kanak-kanak dan binatang percobaan tertentu. Pada umumnya memang, apa yang kita ketahui kemudian tentang mengajar juga merupakan hasil kesimpulan dari pengalaman mengajar terhadap anak-anak. Sebagian besar teori belajar-mengajar, didasarkan pada perumusan konsep pendidikan sebagai suatu proses pengalihan kebudayaan. Atas dasar teori-teori dan asumsi itulah kemudian tercetus istilah "pedagogi" yang akar-akarnya berasal dari bahasa Yunani, paid berarti kanak-kanak dan agogos berarti memimpin. Kemudian Pedagogi mengandung arti memimpin anak-anak atau perdefinisi diartikan secara khusus sebagai "suatu ilmu dan seni mengajar kanak-kanak". Akhirnya pedagogi kemudian didefinisikan secara umum sebagai "ilmu dan seni mengajar".
Untuk memahami perbedaan antara pengertian pedagogi dengan pengertian andragogi yang telah dikemukakan, harus dilihat terlebih dahulu empat perbedaan mendasar, yaitu :
1. Citra Diri
Citra diri seorang anak-anak adalah bahwa dirinya tergantung pada orang lain. Pada saat anak itu menjadi dewasa, ia menjadi kian sadar dan merasa bahwa ia dapat membuat keputusan untuk dirinya sendiri. Perubahan dari citra ketergantungan kepada orang lain menjadi citra mandiri. Hal ini disebut sebagai pencapaian tingkat kematangan psikologis atau tahap masa dewasa
Malcolm Knowles menyatakan bahwa apa yang kita ketahui tentang belajar selama ini adalah merupakan kesimpulan dari berbagai kajian terhadap perilaku kanak-kanak dan binatang percobaan tertentu. Pada umumnya memang, apa yang kita ketahui kemudian tentang mengajar juga merupakan hasil kesimpulan dari pengalaman mengajar terhadap anak-anak. Sebagian besar teori belajar-mengajar, didasarkan pada perumusan konsep pendidikan sebagai suatu proses pengalihan kebudayaan. Atas dasar teori-teori dan asumsi itulah kemudian tercetus istilah "pedagogi" yang akar-akarnya berasal dari bahasa Yunani, paid berarti kanak-kanak dan agogos berarti memimpin. Kemudian Pedagogi mengandung arti memimpin anak-anak atau perdefinisi diartikan secara khusus sebagai "suatu ilmu dan seni mengajar kanak-kanak". Akhirnya pedagogi kemudian didefinisikan secara umum sebagai "ilmu dan seni mengajar".
Untuk memahami perbedaan antara pengertian pedagogi dengan pengertian andragogi yang telah dikemukakan, harus dilihat terlebih dahulu empat perbedaan mendasar, yaitu :
1. Citra Diri
Citra diri seorang anak-anak adalah bahwa dirinya tergantung pada orang lain. Pada saat anak itu menjadi dewasa, ia menjadi kian sadar dan merasa bahwa ia dapat membuat keputusan untuk dirinya sendiri. Perubahan dari citra ketergantungan kepada orang lain menjadi citra mandiri. Hal ini disebut sebagai pencapaian tingkat kematangan psikologis atau tahap masa dewasa
2. Pengalaman
Orang dewasa dalam hidupnya mempunyai banyak pengalaman yang sangat beraneka. Pada anak-anak, pengalaman itu justru hal yang baru sama sekali.Anak-anak memang mengalami banyak hal, namun belum berlangsung sedemikian sering. Dalam pendekatan proses andragogi, pengalaman orang dewasa justru dianggap sebagai sumber belajar yang sangat kaya. Dalam pendekatan proses pedagogi, pengalaman itu justru dialihkan dari pihak guru ke pihak murid.
Orang dewasa dalam hidupnya mempunyai banyak pengalaman yang sangat beraneka. Pada anak-anak, pengalaman itu justru hal yang baru sama sekali.Anak-anak memang mengalami banyak hal, namun belum berlangsung sedemikian sering. Dalam pendekatan proses andragogi, pengalaman orang dewasa justru dianggap sebagai sumber belajar yang sangat kaya. Dalam pendekatan proses pedagogi, pengalaman itu justru dialihkan dari pihak guru ke pihak murid.
3. Kesiapan Belajar
Perbedaan ketiga antara pedagogi dan andragogi adalah dalam hal pemilihan isi pelajaran. Dalam pendekatan pedagogi, gurulah yang memutuskan isi pelajaran dan bertanggung jawab terhadap proses pemilihannya, serta kapan waktu hal tersebut akan diajarkan. Dalam pendekatan andragogi, peserta didiklah yang memutuskan apa yang akan dipelajarinya berdasarkan kebutuhannya sendiri. Guru sebagai fasilitator.
Perbedaan ketiga antara pedagogi dan andragogi adalah dalam hal pemilihan isi pelajaran. Dalam pendekatan pedagogi, gurulah yang memutuskan isi pelajaran dan bertanggung jawab terhadap proses pemilihannya, serta kapan waktu hal tersebut akan diajarkan. Dalam pendekatan andragogi, peserta didiklah yang memutuskan apa yang akan dipelajarinya berdasarkan kebutuhannya sendiri. Guru sebagai fasilitator.
4. Orientasi Waktu dan
Arah Belajar
Pendidikan seringkali dipandang sebagai upaya mempersiapkan anak didik untuk masa depan. Dalam pendekatan andragogi, belajar dipandang sebagai suatu proses pemecahan masalah ketimbang sebagai proses pemberian mata pelajaran tertentu. Karena itu, andragogi merupakan suatu proses penemuan dan pemecahan masalah nyata pada masa kini. Arah pencapaiannya adalah penemuan suatu situasi yang lebih baik,
Pendidikan seringkali dipandang sebagai upaya mempersiapkan anak didik untuk masa depan. Dalam pendekatan andragogi, belajar dipandang sebagai suatu proses pemecahan masalah ketimbang sebagai proses pemberian mata pelajaran tertentu. Karena itu, andragogi merupakan suatu proses penemuan dan pemecahan masalah nyata pada masa kini. Arah pencapaiannya adalah penemuan suatu situasi yang lebih baik,
C. Langkah-langkah Pelaksanaan Andragogi
Langkah-langkah kegiatan dan pengorganisasian program pendidikan yang menggunakan asas-asas pendekatan andragogi, selalu melibatkan tujuh proses sebagai berikut :
Langkah-langkah kegiatan dan pengorganisasian program pendidikan yang menggunakan asas-asas pendekatan andragogi, selalu melibatkan tujuh proses sebagai berikut :
1. Menciptakan
iklim untuk belajar
2. Menyusun
suatu bentuk perencanaan kegiatan secara bersama dan saling membantu
3. Menilai
atau mengidentifikasikan minat, kebutuhan dan nilai-nilai
4. Merumuskan
tujuan belajar
5. Merancang
kegiatan belajar
6. Melaksanakan
kegiatan belajar
7. Mengevaluasi
hasil belajar (menilai kembali pemenuhan minat, kebutuhan dan pencapaian
nilai-nilai.
D.
Prinsip-prinsip Belajar untuk Orang Dewasa
1. Orang
dewasa belajar dengan baik apabila dia secara penuh ambil bagian dalam
kegiatan-kegiatan
2. Orang
dewasa belajar dengan baik apabila menyangkut mana yang menarik bagi dia dan
ada kaitan dengan kehidupannya sehari-hari.
3. Orang
dewasa belajar sebaik mungkin apabila apa yang ia pelajari bermanfaat dan
praktis
4. Dorongan
semangat dan pengulangan yang terus menerus akan membantu seseorang belajar
lebih baik
5. Orang
dewasa belajar sebaik mungkin apabila ia mempunyai kesempatan untuk
memanfaatkan secara penuh pengetahuannya, kemampuannya dan keterampilannya
dalam waktu yang cukup
6. Proses
belajar dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman lalu dan daya pikir dari warga
belajar
7. Saling
pengertian yang baik dan sesuai dengan ciri-ciri utama dari orang dewasa
membantu pencapaian tujuan dalam belajar.
E.
Karakteristik Belajar Orang Dewasa
1. Orang
dewasa mempunyai pengalaman-pengalaman yang berbeda-beda
2. Orang
dewasa yang miskin mempunyai tendensi, merasa bahwa dia tidak dapat menentukan
kehidupannya sendiri.
3. Orang
dewasa lebih suka menerima saran-saran dari pada digurui
4. Orang
dewasa lebih memberi perhatian pada hal-hal yang menarik bagi dia dan menjadi
kebutuhannya
5. Orang
dewasa lebih suka dihargai dari pada diberi hukuman atau disalahkan
6. Orang
dewasa yang pernah mengalami putus sekolah, mempunyai kecendrungan untuk menilai
lebih rendah kemampuan belajarnya
7. Apa
yang biasa dilakukan orang dewasa, menunjukkan tahap pemahamannya
8. Orang
dewasa secara sengaja mengulang hal yang sama
9. Orang
dewasa suka diperlakukan dengan kesungguhan iktikad yang baik, adil dan masuk
akal
10. Orang
dewasa sudah belajar sejak kecil tentang cara mengatur hidupnya. Oleh karena
itu ia lebih suka melakukan sendiri sebanyak mungkin
11. Orang
dewasa menyenangi hal-hal yang praktis
12. Orang
dewasa membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat akrab dan menjalon hubungan
dekat dengan teman baru.
F. Karakteristik Pengajar Orang Dewasa
Seorang pengajar orang dewasa haruslah memenuhi persyaratan berikut :
Seorang pengajar orang dewasa haruslah memenuhi persyaratan berikut :
1.
Menjadi anggota dari kelompok yang
diajar
2.
Mampu menciptakan iklim untuk belajar
mengajar
3.
Mempunyai rasa tanggung jawab yang
tinggi, rasa pengabdian dan idealisme untuk kerjanya
4.
Menirukan/mempelajari kemampuan orang
lain
5.
Menyadari kelemahannya, tingkat
keterbukaannya, kekuatannya dan tahu bahwa di antara kekuatan yang dimiliki
dapat menjadi kelemahan pada situasi tertentu.
6.
Dapat melihat permasalahan dan
menentukan pemecahannya
7.
Peka dan mengerti perasaan orang lain,
lewat pengamatan
8.
Mengetahui bagaimana meyakinkan dan
memperlakukan orang
9.
Selalu optimis dan mempunyai iktikad
baik terhadap orang
10. Menyadari
bahwa "perannya bukan mengajar, tetapi menciptakan iklim untuk belajar"
11. Menyadari
bahwa segala sesuatu mempunyai segi negatif fan pisitif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar