Selamat Datang di Blog Anak TP :)

Minggu, 13 Mei 2012

Divusi Pendidikan


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke khadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Makalah proses difusi inovasi di dalam dunia pendidikan disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Komunikasi Pendidikan. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu masukan dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada : selaku Dosen Mata Kuliah   Pendidikan Difusi Inovasi atas bimbingannya serta kepada rekan-rekan yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan makalah ini.
Semoga segala amal kebaikan mendapat pahala dari Allah SWT, serta semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi semua pembaca. Amiin.


Pangkajene , Juni   2011



Penyusun








BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era sekarang ini ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang sangat pesat di segala bidang, termasuk di bidang pendidikan. Perkembangan dan kemajuan IPTEK di dunia pendidikan tersebut menuntut kesiapan dan kemampuan dari seluruh pelaku yang terlibat di institusi pendidikan agar pendidikan di indonesia dapat terus maju dan berkembang sehingga pendidikan kita tidak ketinggalan dengan negara-negara lain.
Pada kenyataan yang ada pada dunia pendidikan kita saat ini ternyata sering dijumpai bahwa banyak kemajuan IPTEK yang seharusnya dapat digunakan untuk menunjang kemejuan pendidikan tetapi sering tidak dipakai atau tidak di implementasikan oleh para pelaku pendidikan,. Hal tersebut terjadi karena beberapa sebab, antara lain karena kemajuan-kemajuan atau inovasi-inovasi yang ada tidak dikomunikasikan dengan baik sehingga inovasi-inovasi yang ada tidak dapat di adopsi/diterima dan dikembangkan untuk kemajuan pendidikan.
Dengan melihat kenyataan-kenyataan diatas maka sangat penting diberiakan pemahaman yang utuh dan upaya-upaya penyadaran kepada seluruh guru dan pihak-pihak terkait di bidang pendidikan tentang arti pentingnya mengkomunikasikan inovasi-inovasi bidang pendidikan kepada seluruh guru dan pihak terkait dengan pendidikan sehingga seluruh inovasi-inovasi tersebut dapat cepat diterima atau di adopsi oleh seluruh pelaku yang terlibat dalam pendidikan di Indonesia, sehingga pendidikan di negara kita dapat terus maju dan berkembang.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan dalam proses difusi inovasi yaitu sebagai berikut;
1.      Pengertian Proses Difusi Inovasi       
2.      Tujuan Difusi Inovasi
3.      Unsur-unsur dan Proses Difusi Inovasi         
4.      Peranan Guru dalam Difusi Inovasi di dunia pendidikan
5.      Hambatan hambatan dalam Proses Difusi Inovasi    
6.      Masalah masalah yang menuntut terjadinya inovasi di Indonesia.
7.      dampak inovasi dan upaya penanganannya.
C. Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui pengertian divusi dan inovasi
2.      mengetahui tujuan dari divusi dan inovasi.   
3.      Mampu menjelaskan unsure-unsur dan proses divusi dan inovasi.
4.      Mengetahui peranan guru dalam difusi dan inovasi pendidikan.
5.      Mengetahui hambatan-hambatan dalam difusi inovasi pendidikan.
6.      Mengerti Masalah-masalah yang menuntut terjadinya difusi dan inovasi pendidikan.
7.      Menjelaskan dampak inovasi dan upaya penanganannya.





BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Proses Difusi Inovasi
Inovasi
     Secara umum, inovasi didefinisikan sebagai suatu ide, praktek atau obyek yang dianggap sebagai sesuatu yang baru oleh seorang individu atau satu unit adopsi lain. Rogers menyatakan bahwa inovasi adalah ““an idea, practice, or object perceived as new by the individual.” (suatu gagasan, praktek, atau benda yang dianggap/dirasa baru oleh individu).

Difusi
     Difusi didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu selama jangka waktu tertentu terhadap anggota suatu sistem sosial. Difusi dapat dikatakan juga sebagai suatu tipe komunikasi khusus dimana pesannya adalah ide baru. Disamping itu, difusi juga dapat dianggap sebagai suatu jenis perubahan sosial yaitu suatu proses perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi sistem sosial. Dapat dikatakan bahwa difusi inovasi merupakan satu bentuk komunikasi yang berhubungan dengan suatu pemikiran baru.

B. Tujuan Difusi Inovasi
     Tujuan utama difusi inovasi adalah diadopsinya suatu inovasi oleh anggota sistem sosial tertentu. Anggota sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi dan atau sub sistem. Selain itu tujuan dari inovasi adalah untuk mencapai kesetimbangan dinamis dalam sistim sosial.

C. Unsur-unsur dalam Proses Difusi Inovasi
Proses difusi inovasi melibatkan empat unsur utama, meliputi ; 
1) inovasi;            
2) saluran komunikasi;    
3) kurun waktu tertentu; dan      
4) sistem sosial.
1. Inovasi
Inovasi ini dapat berupa gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep ’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.
2. Komunikasi dan Salurannya
Komunikasi adalah proses dimana partisipan menciptakan dan berbagi informasi satu sama lain untuk mencapai suatu pemahaman bersama. Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa difusi dapat dipandang sebagai suatu tipe komunikasi khusus dimana informasi yang dipertukarkannya adalah ide baru (inovasi). Dengan demikian, esensi dari proses difusi adalah pertukaran informasi dimana seorang individu mengkomunikasikan suatu ide baru ke seseorang atau beberapa orang lain.      
3. Waktu 
     Waktu merupakan salah satu unsur penting dalam proses difusi. Dimensi waktu, dalam proses difusi, berpengaruh dalam hal:
1)    proses keputusan inovasi, yaitu tahapan proses sejak seseorang menerima informasi pertama sampai ia menerima atau menolak inovasi;
2)    keinovativan individu atau unit adopsi lain, yaitu kategori relatif tipe adopter (adopter awal atau akhir); dan
3)    rata-rata adopsi dalam suatu sistem, yaitu seberapa banyak jumlah anggota suatu sistem mengadopsi suatu inovasi dalam periode waktu tertentu.
4. Sistem Sosial
Sangat penting untuk diingat bahwa proses difusi terjadi dalam suatu sistem sosial. Sistem sosial adalah satu set unit yang saling berhubungan yang tergabung dalam suatu upaya pemecahan masalah bersama untuk mencapai suatu tujuan.
D. Karakteristik Inovasi
Menurut Rogers (1983) mengemukakan lima karakteristik inovasi meliputi:
1) keunggulan relatif (relative advantage), Keunggulan relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih baik/unggul dari yang pernah ada sebelumnya.
2) kompatibilitas (compatibility), Kompatibilitas adalah derajat dimana inovasi tersebut dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan pengadopsi.
3) kerumitan (complexity), Kerumitan adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit untuk dipahami dan digunakan..
4) kemampuan diuji cobakan (trialability), Kemampuan untuk diuji cobakan adalah derajat dimana suatu inovasi dapat diuji-coba batas tertentu.
5) kemampuan diamati (observability). Kemampuan untuk diamati adalah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat terlihat oleh orang lain.
·         Variabel yang berpengaruh terhadap tahapan difusi inovasi tersebut mencakup;
(1) atribut inovasi (perceived atrribute of innovasion),
(2) jenis keputusan inovasi (type of innovation decisions),
(3) saluran komunikasi (communication channels),
(4) kondisi sistem sosial (nature of social system), dan
(5) peran agen perubah (change agents).
·         Sementara itu tahapan dari proses pengambilan keputusan inovasi mencakup:
1.    Tahap Munculnya Pengetahuan (Knowledge) ketika seorang individu (atau unit pengambil keputusan lainnya) diarahkan untuk memahami eksistensi dan keuntungan/manfaat dan bagaimana suatu inovasi berfungsi
2.    Tahap Persuasi (Persuasion) ketika seorang individu (atau unit pengambil keputusan lainnya) membentuk sikap baik atau tidak baik
3.    Tahap Keputusan (Decisions) muncul ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya terlibat dalam aktivitas yang mengarah pada pemilihan adopsi atau penolakan sebuah inovasi.
4.    Tahapan Implementasi (Implementation), ketika sorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya menetapkan penggunaan suatu inovasi.
5.    Tahapan Konfirmasi (Confirmation), ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya mencari penguatan terhadap keputusan penerimaan atau penolakan inovasi yang sudah dibuat sebelumnya.


Secara ringkas proses adopsi inovasi dapat digambarkan sebagai berikut ;

   Tahap 1             Tahap 2          Tahap 3            Tahap 4            Tahap 5
   Kesadaran -----> Minat ------> Evaluasi -------> Mencoba ------->Adopsi
E. Peranan Guru dalam Difusi Inovasi di dunia pendidikan
Inovasi Dalam bidang pendidikan, banyak usaha dilakukan untuk kegiatan yang sifatnya pembaruan atau inovasi pendidikan. Inovasi yang terjadi dalam bidang pendidikan tersebut, antara lain dalam hal manajemen pendidikan, metodologi pengajaran, media, sumber belajar, pelatihan guru, implementasi kurikulum, dsb.
Dalam hal implementasi inovasi di sekolah, maka guru merupakan faktor terpenting yang harus melaksanakan inovasi dengan memperhatikan hal-hal berikut :
a.    Inovasi harus berlangsung di sekolah guna memperoleh hasil yang terbaik dalam mendidik siswa
b.    Ujung tombak keberhasilan pendidikan di sekolah adalah guru
c.    Oleh karena itu guru harus mampu menjadi seorang yang inovatif guna menemukan strategi atau metode yang efektif untuk mendidik
d.    Inovasi yang dilakukan guru pada intinya berada dalam tatanan pembelajaran yang dilakukan di kelas
e.    Kunci utama yang harus dipegang guru adalah bahwa setiap proses atau produk inovatif yang dilakukan dan dihasilkannya harus mengacu kepada kepentingan siswa
·         Proses keputusan inovasi antara lain :
1)    Tahap Akuisisi Informasi :
Para guru memperoleh dan memahami Informasi tentang suatu inovasi, umpamanya tentang metodologi pengajaran, media pembelajaran yang baru dari berbagai sumber (buku, jurnal, koran, dll).
2)    Tahap Evaluasi Informasi :
Orang mengevalusi informasi tentang inovasi, dengan berbagai pertimbangan apakah sesuai atau tidak dalam memenuhi kebutuhan.
3)    Tahap Adopsi :
Yaitu proses keputusan apakah akan melaksanakan atau menolak suatu inovasi .Peranan guru sebagai agen perubahan
F. Hambatan-hambatan dalam Proses Difusi Inovasi      
Ada empat macam kategori hambatan dalam konteks inovasi. Keempat kategori tersebut adalah:
a)    hambatan psikologis
b)    hambatan praktis
c)    hambatan nilai-nilai, dan
d)    hambatan kekuasaan

G. Masalah Masalah yang Menuntut Diadakan Inovasi Pendidikan di Indonesia yaitu:         
1. Perkembangan ilmu pengetahuan menghasilkan kemajuan teknologi yang mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politik, pendidikan, dan kebudayaan bangsaIndonesia.
2. Laju eksplosi penduduk yang cukup pesat, yang menyebabkan daya tampung, ruang, dan fasilitas pendidikan yang sangat tidak seimbang.
3. Melonjaknya aspirasi masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik, sedangkan dipihak lain kesempatan sangat terbatas.
4. Mutu pendidikan yang dirasakan makin menurun, yang belum mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Belum berkembangnya alat organisasi yang efektif, serta belum tumbuhnya suasana yang subur dalam masyarakat untuk mengadakan perubahan perubahan yang dituntut oleh keadaan sekarang dan yang akan datang.
6. Kurang ada relevansi antara program pendidikan dan kebutuhan masyarakat yang sedang membangun.
7. Keterbatasan dana.
Sejak proklamasi kemerdekaan hingga saat ini, telah banyak diperkenalkan inovasi inovasi pendidikan dan atau kurikulum yang diadopsi dari luar negeri maupun hasi pemikiran para ilmuan Indonesia sendiri. Semua inovasi tersebut diharapkan dapat memcahkan permasalahan pendidikan yang sedang dialami di Indonesia.




H. Dampak inovasi dan upaya-upaya penangananya.
Konsekuensi inovasi sebagai perubahan yang terjadi pada individu atau sistem sosial sebagai akibat dari adopsi suatu inovasi pasti akan memberikan dampak. Namun konsekuensi inovasi jarang diteliti karena;
(a)   agensi perubahan memberi perhatian terlalu banyak pada adopsi dan mengasumsikan konsekuensi adopsi pasti positif,
(b)   metode riset survei mungkin tidak cocok untuk meneliti konsekuensi inovasi dan
(c)   sulitnya mengukur konsekuensi inovasi.
·         Konsekuensi inovasi dapat dibagi menjadi;
(a)  diinginkan vs. tidak diinginkan,
(b)  langsung vs. tidak langsung dan
(c)  diantisipasi vs. tidak diantisipasi;
·         Hal lain yang berkaitan dengan konsekuensi inovasi adalah tingkat perubahan dalam sistem yang mungkin mengalami;
(a)    kesetimbangan stabil (inovasi tidak menyebabkan perubahan dalam struktur dan/atau fungsi sistem sosial),
(b)    kesetimbangan dinamis (perubahan yang disebabkan inovasi setara dengan kemampuan sistem sosial untuk menanganinya), atau
(c)    disequilibrium (perubahan yang disebabkan inovasi terlalu cepat untuk dapat ditangani sistem sosial).
      Dengan demikian, tujuan dari inovasi adalah untuk mencapai kesetimbangan dinamis. Akhirnya, hal lainnya lagi yang harus dikaji dalam konsekuensi inovasi adalah cara mengatasi kenyataan bahwa inovasi sering memperlebar kesenjangan sosio-ekonomik masyarakat.
      Beberapa cara mengatasi kenyataan bahwa inovasi sering memperlebar kesenjangan sosio-ekonomik masyarakat tersebut adalah
(a) menangani kecenderungan orang kaya mempunyai akses lebih banyak dibanding orang miskin pesan disampaikan lewat cara masal seperti lewat radio atau televisi; penggunaan bahasa yang dimengerti orang miskin; penggunaan multi-media yang didasarkan kondisi sosial budaya orang miskin; penyampaian dalam kelompok kecil di mana orang miskin biasanya berkumpul, dan pengubahan fokus dari sasaran inovasi tradisional (yaitu pada kelompok yang paling berpotensi untuk berubah) ke kelompok yang paling tidak berpotensi untuk berubah.
(b) menangani kecenderungan orang kaya mempunyai akses lebih banyak pada hasil evaluasi inovasi dibanding orang miskin: pemimpin opini orang miskin harus ditemukan (meski pun relatif lebih sulit dibanding dengan menemukan pemimpin opini orang kaya) dan hubungan agen perubahan dikonsentrasikan pada mereka, aide dari kalangan orang miskin digunakan untuk menghubungi kelompok homofilinya dan kelompok formal di kalangan orang miskin diperkuat dan/atau dibina serta
(c) menangani kecenderungan orang kaya mempunyai sumber daya lebih dibanding orang miskin: pemilihan inovasi yang cocok untuk orang miskin; membangun organisasi (misalnya koperasi) di kalangan orang miskin; memberi kesempatan orang miskin berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan inovasi; pengembangan programdan/atau agensi yang diperuntukkan khusus orang miskin dan pergeseran dari difusi inovasi yang datang dari riset dan pengembangan (R & D) formal ke penyebaran informasi tentang gagasan yang didasarkan pada pengalaman lewat sistem difusi desentralistik: sering untuk ikatan intelektual dari kebijakan konvensional adalah eksperimen di lapangan



BAB. III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan memperhatikan pembahasan di atas maka kita dapat menyimpulkan bahwa proses keputusan inovasi merupakan bagian dari difusi inovasi yaitu proses seseorang mulai dari tahu tentang inovasi sampai dengan mengambil keputusan apakah menerima atau menolak inovasi tersebut.
Proses difusi suatu inovasi memerlukan waktu, cepat atau lambatnya proses difusi inovasi sangat dipengaruhi oleh antara lain; tipe-tipe hubungan antara inovator dengan potensial adopternya, karakter atau sifat-sifat inovasi itu sendiri dan lain lain.
Di dalam dunia pendidikan, guru memiliki peranan yang sangat besar dalam proses difusi inovasi, berhasil atau tidak suatu inovasi diterapkan di lembaga pendidikan sangat tergantung dari kemampuan dan kemauan guru dalam menerima dan mendifusikan inovasi kepada klien atau peserta didik/siswanya.
B. Saran
Mengingat betapa pentingnya inovasi di dalam pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu maka penulis menyarankan supaya pihak pihak terkait yang bertanggungjawab dalam dunia pendidikan di tanah air selalu terus secara aktif menciptakan inovasi-inovasi baru di dunia pendidikan, mensosialisasikan dan menerapkanya demi kemajuan pendidikan di tanah air







Tidak ada komentar:

Posting Komentar