KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
ke khadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini. Shalawat serta salam
semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Makalah proses difusi inovasi di
dalam dunia pendidikan disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Komunikasi Pendidikan. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu masukan dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan untuk perbaikan makalah ini.
Penyusun mengucapkan terima
kasih kepada : selaku Dosen Mata Kuliah Pendidikan Difusi Inovasi atas bimbingannya
serta kepada rekan-rekan yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan
makalah ini.
Semoga segala amal kebaikan
mendapat pahala dari Allah SWT, serta semoga makalah ini bermanfaat khususnya
bagi penyusun dan umumnya bagi semua pembaca. Amiin.
Pangkajene , Juni 2011
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Di era sekarang ini ilmu
pengetahuan dan teknologi terus berkembang sangat pesat di segala bidang,
termasuk di bidang pendidikan. Perkembangan dan kemajuan IPTEK di dunia
pendidikan tersebut menuntut kesiapan dan kemampuan dari seluruh pelaku yang
terlibat di institusi pendidikan agar pendidikan di indonesia dapat terus maju
dan berkembang sehingga pendidikan kita tidak ketinggalan dengan negara-negara
lain.
Pada kenyataan yang ada
pada dunia pendidikan kita saat ini ternyata sering dijumpai bahwa banyak
kemajuan IPTEK yang seharusnya dapat digunakan untuk menunjang kemejuan
pendidikan tetapi sering tidak dipakai atau tidak di implementasikan oleh para
pelaku pendidikan,. Hal tersebut terjadi karena beberapa sebab, antara lain
karena kemajuan-kemajuan atau inovasi-inovasi yang ada tidak dikomunikasikan
dengan baik sehingga inovasi-inovasi yang ada tidak dapat di adopsi/diterima
dan dikembangkan untuk kemajuan pendidikan.
Dengan melihat kenyataan-kenyataan diatas maka sangat penting diberiakan pemahaman yang utuh dan upaya-upaya penyadaran kepada seluruh guru dan pihak-pihak terkait di bidang pendidikan tentang arti pentingnya mengkomunikasikan inovasi-inovasi bidang pendidikan kepada seluruh guru dan pihak terkait dengan pendidikan sehingga seluruh inovasi-inovasi tersebut dapat cepat diterima atau di adopsi oleh seluruh pelaku yang terlibat dalam pendidikan di Indonesia, sehingga pendidikan di negara kita dapat terus maju dan berkembang.
Dengan melihat kenyataan-kenyataan diatas maka sangat penting diberiakan pemahaman yang utuh dan upaya-upaya penyadaran kepada seluruh guru dan pihak-pihak terkait di bidang pendidikan tentang arti pentingnya mengkomunikasikan inovasi-inovasi bidang pendidikan kepada seluruh guru dan pihak terkait dengan pendidikan sehingga seluruh inovasi-inovasi tersebut dapat cepat diterima atau di adopsi oleh seluruh pelaku yang terlibat dalam pendidikan di Indonesia, sehingga pendidikan di negara kita dapat terus maju dan berkembang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah diatas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan dalam proses difusi
inovasi yaitu sebagai berikut;
1.
Pengertian Proses Difusi Inovasi
2.
Tujuan Difusi Inovasi
3.
Unsur-unsur dan Proses Difusi Inovasi
4.
Peranan Guru dalam Difusi Inovasi di dunia
pendidikan
5.
Hambatan hambatan dalam Proses Difusi Inovasi
6.
Masalah masalah yang menuntut terjadinya
inovasi di Indonesia.
7.
dampak inovasi dan upaya penanganannya.
C. Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui pengertian divusi dan inovasi
2.
mengetahui tujuan dari divusi dan inovasi.
3.
Mampu menjelaskan unsure-unsur dan proses
divusi dan inovasi.
4.
Mengetahui peranan guru dalam difusi dan
inovasi pendidikan.
5.
Mengetahui hambatan-hambatan dalam difusi
inovasi pendidikan.
6.
Mengerti Masalah-masalah yang menuntut
terjadinya difusi dan inovasi pendidikan.
7.
Menjelaskan dampak inovasi dan upaya
penanganannya.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Proses Difusi Inovasi
Inovasi
Secara umum, inovasi didefinisikan sebagai suatu ide, praktek atau obyek yang dianggap sebagai sesuatu yang baru oleh seorang individu atau satu unit adopsi lain. Rogers menyatakan bahwa inovasi adalah ““an idea, practice, or object perceived as new by the individual.” (suatu gagasan, praktek, atau benda yang dianggap/dirasa baru oleh individu).
Secara umum, inovasi didefinisikan sebagai suatu ide, praktek atau obyek yang dianggap sebagai sesuatu yang baru oleh seorang individu atau satu unit adopsi lain. Rogers menyatakan bahwa inovasi adalah ““an idea, practice, or object perceived as new by the individual.” (suatu gagasan, praktek, atau benda yang dianggap/dirasa baru oleh individu).
Difusi
Difusi
didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui
saluran tertentu selama jangka waktu tertentu terhadap anggota suatu sistem
sosial. Difusi dapat dikatakan juga sebagai suatu tipe komunikasi khusus dimana
pesannya adalah ide baru. Disamping itu, difusi juga dapat dianggap sebagai
suatu jenis perubahan sosial yaitu suatu proses perubahan yang terjadi dalam
struktur dan fungsi sistem sosial. Dapat dikatakan bahwa difusi inovasi
merupakan satu bentuk komunikasi yang berhubungan dengan suatu pemikiran baru.
B. Tujuan Difusi Inovasi
Tujuan
utama difusi inovasi adalah diadopsinya suatu inovasi oleh anggota sistem
sosial tertentu. Anggota sistem sosial dapat berupa individu, kelompok
informal, organisasi dan atau sub sistem. Selain itu tujuan dari inovasi adalah
untuk mencapai kesetimbangan dinamis dalam sistim sosial.
C. Unsur-unsur dalam Proses Difusi Inovasi
Proses
difusi inovasi melibatkan empat unsur utama, meliputi ;
1) inovasi;
2) saluran komunikasi;
3) kurun waktu tertentu; dan
4) sistem sosial.
1) inovasi;
2) saluran komunikasi;
3) kurun waktu tertentu; dan
4) sistem sosial.
1.
Inovasi
Inovasi ini dapat berupa gagasan, tindakan, atau barang
yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur
secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide
dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep
’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.
2. Komunikasi
dan Salurannya
Komunikasi adalah proses dimana partisipan menciptakan
dan berbagi informasi satu sama lain untuk mencapai suatu pemahaman bersama.
Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa difusi dapat dipandang sebagai suatu
tipe komunikasi khusus dimana informasi yang dipertukarkannya adalah ide baru
(inovasi). Dengan demikian, esensi dari proses difusi adalah pertukaran
informasi dimana seorang individu mengkomunikasikan suatu ide baru ke seseorang
atau beberapa orang lain.
3. Waktu
Waktu merupakan salah satu unsur penting dalam proses difusi. Dimensi waktu, dalam proses difusi, berpengaruh dalam hal:
3. Waktu
Waktu merupakan salah satu unsur penting dalam proses difusi. Dimensi waktu, dalam proses difusi, berpengaruh dalam hal:
1) proses keputusan inovasi, yaitu
tahapan proses sejak seseorang menerima informasi pertama sampai ia menerima
atau menolak inovasi;
2) keinovativan individu atau unit
adopsi lain, yaitu kategori relatif tipe adopter (adopter awal atau akhir); dan
3) rata-rata adopsi dalam suatu sistem,
yaitu seberapa banyak jumlah anggota suatu sistem mengadopsi suatu inovasi
dalam periode waktu tertentu.
4.
Sistem Sosial
Sangat
penting untuk diingat bahwa proses difusi terjadi dalam suatu sistem sosial.
Sistem sosial adalah satu set unit yang saling berhubungan yang tergabung dalam
suatu upaya pemecahan masalah bersama untuk mencapai suatu tujuan.
D.
Karakteristik Inovasi
Menurut
Rogers (1983) mengemukakan lima karakteristik inovasi meliputi:
1)
keunggulan relatif (relative advantage), Keunggulan relatif adalah derajat
dimana suatu inovasi dianggap lebih baik/unggul dari yang pernah ada sebelumnya.
2)
kompatibilitas (compatibility), Kompatibilitas adalah derajat dimana inovasi
tersebut dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa
lalu dan kebutuhan pengadopsi.
3)
kerumitan (complexity), Kerumitan adalah derajat dimana inovasi dianggap
sebagai suatu yang sulit untuk dipahami dan digunakan..
4)
kemampuan diuji cobakan (trialability), Kemampuan untuk diuji cobakan adalah
derajat dimana suatu inovasi dapat diuji-coba batas tertentu.
5)
kemampuan diamati (observability). Kemampuan untuk diamati adalah derajat
dimana hasil suatu inovasi dapat terlihat oleh orang lain.
·
Variabel yang berpengaruh terhadap tahapan
difusi inovasi tersebut mencakup;
(1)
atribut inovasi (perceived atrribute of innovasion),
(2)
jenis keputusan inovasi (type of innovation decisions),
(3)
saluran komunikasi (communication channels),
(4)
kondisi sistem sosial (nature of social system), dan
(5)
peran agen perubah (change agents).
·
Sementara itu tahapan dari proses pengambilan
keputusan inovasi mencakup:
1. Tahap Munculnya Pengetahuan (Knowledge)
ketika seorang individu (atau unit pengambil keputusan lainnya) diarahkan untuk
memahami eksistensi dan keuntungan/manfaat dan bagaimana suatu inovasi
berfungsi
2. Tahap Persuasi (Persuasion) ketika
seorang individu (atau unit pengambil keputusan lainnya) membentuk sikap baik
atau tidak baik
3. Tahap Keputusan (Decisions) muncul ketika
seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya terlibat dalam aktivitas
yang mengarah pada pemilihan adopsi atau penolakan sebuah inovasi.
4. Tahapan Implementasi (Implementation),
ketika sorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya menetapkan
penggunaan suatu inovasi.
5. Tahapan Konfirmasi (Confirmation), ketika
seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya mencari penguatan
terhadap keputusan penerimaan atau penolakan inovasi yang sudah dibuat
sebelumnya.
Secara
ringkas proses adopsi inovasi dapat digambarkan sebagai berikut ;
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5
Kesadaran -----> Minat ------> Evaluasi -------> Mencoba ------->Adopsi
E. Peranan Guru dalam Difusi Inovasi di dunia
pendidikan
Inovasi Dalam bidang pendidikan, banyak usaha dilakukan
untuk kegiatan yang sifatnya pembaruan atau inovasi pendidikan. Inovasi yang
terjadi dalam bidang pendidikan tersebut, antara lain dalam hal manajemen
pendidikan, metodologi pengajaran, media, sumber belajar, pelatihan guru, implementasi
kurikulum, dsb.
Dalam hal implementasi inovasi di sekolah, maka guru
merupakan faktor terpenting yang harus melaksanakan inovasi dengan
memperhatikan hal-hal berikut :
a. Inovasi harus berlangsung di sekolah guna
memperoleh hasil yang terbaik dalam mendidik siswa
b. Ujung tombak keberhasilan pendidikan
di sekolah adalah guru
c. Oleh karena itu guru harus mampu menjadi
seorang yang inovatif guna menemukan strategi atau metode yang efektif untuk
mendidik
d. Inovasi yang dilakukan guru pada intinya
berada dalam tatanan pembelajaran yang dilakukan di kelas
e. Kunci utama yang harus dipegang guru
adalah bahwa setiap proses atau produk inovatif yang dilakukan dan
dihasilkannya harus mengacu kepada kepentingan siswa
·
Proses keputusan inovasi antara lain :
1) Tahap Akuisisi Informasi :
Para
guru memperoleh dan memahami Informasi tentang suatu inovasi, umpamanya tentang
metodologi pengajaran, media pembelajaran yang baru dari berbagai sumber (buku,
jurnal, koran, dll).
2) Tahap Evaluasi Informasi :
Orang
mengevalusi informasi tentang inovasi, dengan berbagai pertimbangan apakah
sesuai atau tidak dalam memenuhi kebutuhan.
3) Tahap Adopsi :
Yaitu
proses keputusan apakah akan melaksanakan atau menolak suatu inovasi .Peranan
guru sebagai agen perubahan
F.
Hambatan-hambatan dalam Proses Difusi Inovasi
Ada
empat macam kategori hambatan dalam konteks inovasi. Keempat kategori tersebut
adalah:
a) hambatan
psikologis
b) hambatan
praktis
c) hambatan
nilai-nilai, dan
d) hambatan
kekuasaan
G. Masalah Masalah yang Menuntut Diadakan Inovasi Pendidikan
di Indonesia yaitu:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan menghasilkan kemajuan teknologi yang mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politik, pendidikan, dan kebudayaan bangsaIndonesia.
1. Perkembangan ilmu pengetahuan menghasilkan kemajuan teknologi yang mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politik, pendidikan, dan kebudayaan bangsaIndonesia.
2. Laju eksplosi penduduk yang cukup pesat, yang menyebabkan
daya tampung, ruang, dan fasilitas pendidikan yang sangat tidak seimbang.
3. Melonjaknya aspirasi masyarakat untuk memperoleh
pendidikan yang lebih baik, sedangkan dipihak lain kesempatan sangat terbatas.
4. Mutu pendidikan yang dirasakan makin menurun, yang belum
mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Belum berkembangnya alat organisasi yang efektif, serta
belum tumbuhnya suasana yang subur dalam masyarakat untuk mengadakan perubahan
perubahan yang dituntut oleh keadaan sekarang dan yang akan datang.
6. Kurang ada relevansi antara program pendidikan dan
kebutuhan masyarakat yang sedang membangun.
7. Keterbatasan dana.
Sejak proklamasi kemerdekaan hingga saat ini, telah
banyak diperkenalkan inovasi inovasi pendidikan dan atau kurikulum yang
diadopsi dari luar negeri maupun hasi pemikiran para ilmuan Indonesia sendiri.
Semua inovasi tersebut diharapkan dapat memcahkan permasalahan pendidikan yang
sedang dialami di Indonesia.
H. Dampak inovasi dan upaya-upaya
penangananya.
Konsekuensi
inovasi sebagai perubahan yang terjadi pada individu atau sistem sosial sebagai
akibat dari adopsi suatu inovasi pasti akan memberikan dampak. Namun
konsekuensi inovasi jarang diteliti karena;
(a) agensi perubahan memberi perhatian
terlalu banyak pada adopsi dan mengasumsikan konsekuensi adopsi pasti positif,
(b) metode riset survei mungkin tidak cocok
untuk meneliti konsekuensi inovasi dan
(c) sulitnya mengukur konsekuensi inovasi.
·
Konsekuensi inovasi dapat dibagi menjadi;
(a) diinginkan vs. tidak diinginkan,
(b) langsung vs. tidak langsung dan
(c) diantisipasi vs. tidak diantisipasi;
·
Hal lain yang berkaitan dengan konsekuensi
inovasi adalah tingkat perubahan dalam sistem yang mungkin mengalami;
(a) kesetimbangan stabil (inovasi tidak
menyebabkan perubahan dalam struktur dan/atau fungsi sistem sosial),
(b) kesetimbangan dinamis (perubahan
yang disebabkan inovasi setara dengan kemampuan sistem sosial untuk
menanganinya), atau
(c) disequilibrium (perubahan yang
disebabkan inovasi terlalu cepat untuk dapat ditangani sistem sosial).
Dengan demikian, tujuan dari inovasi adalah
untuk mencapai kesetimbangan dinamis. Akhirnya, hal lainnya lagi yang harus
dikaji dalam konsekuensi inovasi adalah cara mengatasi kenyataan bahwa inovasi
sering memperlebar kesenjangan sosio-ekonomik masyarakat.
Beberapa cara mengatasi kenyataan bahwa
inovasi sering memperlebar kesenjangan sosio-ekonomik masyarakat tersebut
adalah
(a) menangani kecenderungan orang kaya mempunyai akses
lebih banyak dibanding orang miskin pesan disampaikan lewat cara masal seperti
lewat radio atau televisi; penggunaan bahasa yang dimengerti orang miskin;
penggunaan multi-media yang didasarkan kondisi sosial budaya orang miskin;
penyampaian dalam kelompok kecil di mana orang miskin biasanya berkumpul, dan
pengubahan fokus dari sasaran inovasi tradisional (yaitu pada kelompok yang
paling berpotensi untuk berubah) ke kelompok yang paling tidak berpotensi untuk
berubah.
(b) menangani kecenderungan orang kaya mempunyai akses
lebih banyak pada hasil evaluasi inovasi dibanding orang miskin: pemimpin opini
orang miskin harus ditemukan (meski pun relatif lebih sulit dibanding dengan
menemukan pemimpin opini orang kaya) dan hubungan agen perubahan dikonsentrasikan
pada mereka, aide dari kalangan orang miskin digunakan untuk menghubungi
kelompok homofilinya dan kelompok formal di kalangan orang miskin diperkuat
dan/atau dibina serta
(c) menangani kecenderungan orang kaya mempunyai sumber
daya lebih dibanding orang miskin: pemilihan inovasi yang cocok untuk orang
miskin; membangun organisasi (misalnya koperasi) di kalangan orang miskin;
memberi kesempatan orang miskin berpartisipasi dalam perencanaan dan
pelaksanaan inovasi; pengembangan programdan/atau agensi yang diperuntukkan
khusus orang miskin dan pergeseran dari difusi inovasi yang datang dari riset
dan pengembangan (R & D) formal ke penyebaran informasi tentang gagasan
yang didasarkan pada pengalaman lewat sistem difusi desentralistik: sering untuk
ikatan intelektual dari kebijakan konvensional adalah eksperimen di lapangan
BAB. III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan memperhatikan pembahasan di atas maka kita dapat
menyimpulkan bahwa proses keputusan inovasi merupakan bagian dari difusi
inovasi yaitu proses seseorang mulai dari tahu tentang inovasi sampai dengan
mengambil keputusan apakah menerima atau menolak inovasi tersebut.
Proses difusi suatu inovasi memerlukan waktu, cepat atau
lambatnya proses difusi inovasi sangat dipengaruhi oleh antara lain; tipe-tipe
hubungan antara inovator dengan potensial adopternya, karakter atau sifat-sifat
inovasi itu sendiri dan lain lain.
Di dalam dunia pendidikan, guru memiliki peranan yang
sangat besar dalam proses difusi inovasi, berhasil atau tidak suatu inovasi diterapkan
di lembaga pendidikan sangat tergantung dari kemampuan dan kemauan guru dalam
menerima dan mendifusikan inovasi kepada klien atau peserta didik/siswanya.
B.
Saran
Mengingat betapa pentingnya inovasi di dalam pendidikan
untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu maka penulis menyarankan supaya pihak
pihak terkait yang bertanggungjawab dalam dunia pendidikan di tanah air selalu
terus secara aktif menciptakan inovasi-inovasi baru di dunia pendidikan,
mensosialisasikan dan menerapkanya demi kemajuan pendidikan di tanah air
Tidak ada komentar:
Posting Komentar